PENGARUH
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM BENCANA ALAM DI INDONESIA
A.Latar
Belakang Masalah
Pembangunan
yang sedang di lakukan di banyak Negara telah menghasilkan berbagai kemajuan di
berbagai bidang, baik bidang teknologi. Produksi, manajemen dan informasi yang
kesemuanya itu telah meningkatrkan kualitas hidup manusia. Para perencana
pembangunan terutama para ekonom negara, dapat menujukan data-data kuantitatif
kemajuan tersebut, seperti tingkat mortalitas bayi yang terus menurun, harapan
hidup yang semakin tinggi meningkatnya jumlah produksi dan pendapatan per
kepala di beberapa negara yang telah meningkat dengan cepat. Namun prestasi
yang begitu tinggi tersebut telah di iringi tekanan-tekanan yang amat dahsyat
pada kemampuan daya dukung lingkungan hidup. Pertumbuhan industri di banyak
negara telah menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan, baik di darat,
air, maupun di udara yang mengakibatkan timbulnya berbagai macam petaka
lingkungan, seperti hujan asam, suhu bumi yang semakin panas akibat efek rumah
kaca yang menimbulkan pemanasan global, berbagai macam penyakit seperti sesak
napas, kanker, paru-paru, penyakit kulit. Problem lingkungan hidup merupakan
masalah khas yang senantiasa akan muncul dalam sistem, kehidupan modern yang
bercorak kapitalistik/ sistem kapitalistik memandang lingkungan atau alam ini
sebagai sarana produksi yang mesti harus di manfaatkan semaksimal mungkin.
Jumlah penduduk dunia akan cenderung bertambah melebihi pertumbuhan produksi
(Barang dan Jasa). Oleh karena itu pengurangan ledakan. penduduk merupakan
suatu keharusan yang dapat tercapai melalui bencana kerusakan lingkungan hidup,
kelaparan, perang atau pembatasan kelahiran. Sejalan dengan itu untuk
memperbanyak jumlah barang dan jasa, maka di lakukan ekspolitasi secara
besar-besaran terhadap sumber daya alam tanpa memperhitungkan resiko yang
timbul. Pembangunan yang di lakukan di
berbagai negara telah menimbulkan masalah ketidak adilan, baik untuk tingkat
nasional maupun internasional. Meningkatnya jumlah produksi pangan tidak secara
otomatis mampu, mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan. Di negara
berkembang, banyak di jumpai masyarakat yang tidak mempunyai sumber daya yang
di perlukan untuk mencukupi kebutuhan
minimal. Tiadanya distribusi yang adil telah mengakibatkan jutaan orang
terus-menerus berada dalam keterbelakangan
dan kemiskinan. Jika diamati maka sumber pencemar utama adalah transportasi,
kebakaran hutan, limbah rumah tangga, limbah tambang, dan limbang industri.
Selama 1985 – 2000 jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi meningkat dari
1.2 juta menjadi 19 juta. Pada tahun 1985 – 1997 seluas 20 juta hektar hutan
terbakar dan dibakar, dan pada tahun 1997-1998 luas hutan yang terbakar dan
dibakar sebesar 10 juta hektar. Dalam hal limbah rumah tangga, hanya 3-5% yang
punya akses saluran limbah rumah tangga, sehingga menyumbangkan Emisi CO2
sebanyak 35 juta ton CO2. Pertambangan menyumbang limbah seperti tailing dan
merkuri dalam jumlah yang besar, sedangkan industri lainnya menyumbangkan
limbah cair (black liquor) karena system daur ulang limbah yang tidak ada,
tidak lengkap, atau tidak baik dan juga menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 275
juta ton per tahun Dampak negatif akibat menurunnya kualitas udara cukup berat
terhadap lingkungan terutama kesehatan manusia yaitu : menurunnya fungsi paru,
peningkatan penyakit pernapasan, dampak karsinogen dan beberapa penyakit
lainya. Selain itu pencemaran udara dapat menimbulkan bau, kerusakan materi,
gangguan penglihatan, dan dapat menimbulkan hujan asam yang merusak lingkungan,
yang kemudian timbul adanya Global Warning. Terjadinya Global Warning
diakibatkan oleh adanya kebijakan pemerintah yang tidak tepat. Pengelolaan
hutan yang salah dan menyebabkan hutan tropis hancur serta tidak memberikan
manfaat yang signifikan baik bagi pemerintah maupun bagi penduduk di
sekitarnya. Yang mengeruk keuntungan adalah pengusaha yang secara semena-mena
telah menghancurkan hutan yang menjadi tempat menyimpan air dan penghasil
oksigen bagi mahluk hidup dan tempat hidup flora dan fauna. Pengelolaan yang
salah menyebabkan bencana banjir dan dampak lingkungan lain, rakyat yang sudah
miskin tetap miskin dan bahkan menjadi lebih miskin karena hutannya sudah
hancur. Bertambahanya suhu global yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa
perubahan iklim mungkin sudah terjadi sekarang. Selain itu penyebab utamanya
adalah adanya konsumsi yang berlebihan. Bukan oleh 80% penduduk miskin di 2/3
belahan bumi, tetapi oleh 20% penduduk kaya yang mengkonsumsi 86% dari seluruh
sumber alam dunia. Program konversi minyak tanah menjadi gas juga dapat diambil
sebagai contoh bahwa ketidaksiapan pemerintah secara infrastruktur dan juga
sosialisasi, menyebabkan banyak orang desa menggunakan lagi kayu bakar dengan
merambah hutan, karena untuk memasak mereka sulit memperoleh minyak tanah dan
gas, serta harga gas terus membumbung tinggi. Situasi seperti ini bahkan
menjadi lebih buruk lagi dikarenakan banyak dan luasnya areal hutan alam
menurun, begitu juga dengan manfaatnya bagi masyarakat. Banyak tanaman liar
yang juga komersial, telah dieksploitasi secara berlebihan. Cadangan hutan dan
area yang dilindungi oleh pemerintah, dikelola oleh pihak yang dalam
pengelolaannya tidak melibatkan komunitas setempat, sehingga mengakibatkan
konflik sosial yang seharusnya tidak perlu terjadi. Banyak spesies
tumbuh-tumbuhan yang manfaat potensialnya belum diketahui, tetapi spesies
tersebut telah berkurang pada tingkat yang membahayakan dan punah lebih cepat
dibandingkan laju pengumpulan tumbuhan tersebut untuk dapat diteliti, dikenal
dan diregenasikan kembali.
B. Perumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam suatu penulisan sangat penting, sebab dengan adanya rumusan
masalah suatu penulisan yang dilakukan dapat terfokuskan pada permasalahan
untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah, maka
rumusan dalam penulisan ini sebagai berikut :
Apakah Dampak Dari Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Dilakukan Oleh
Manusia Dapat Mempengaruhi Bencana Alam Yang Terjadi Di Indonesia ?
C.Pembahasan
Kehidupan
manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu: 1.Unsur Hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik 2.
Unsur Sosial
Budaya Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat
adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota
masyarakat
3.Unsur
Fisik (Abiotik)
Unsur fisik
(abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan
fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di
bumi.Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, dimana proses pelaksanaan pembangunan
disatu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat
pertambahan yang tinggi, akan tetapi tersedianya sumber daya alam terbatas,
atas dasar tersebut dimana pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
mutu hidup rakyat tersebut, baik generasi sekarang maupun generasi mendatang
adalah pembangunan berwawasan lingkungan.Untuk mencapai tujuan utama tersebut,
maka sejak awal perencanaan usaha atau kegiatan sudah diperkirakan perubahan
rona lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan yang baru, baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan, yang ditimbulkan sebagai akibat
diselenggarakannya usaha atau kegiatan pembangunan. Atas dasar tersebutlah
bahwa perlu pengaturan lebih lanjut mengenai usaha atau kegiatan yang akan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup. Maksud dari analisa
mengenai dampak lingkungan kedalam proses perencanaan suatu usaha atau kegiatan
tersebut, sehingga dapat diambil keputusan optimal dari berbagai alternative,
karena analisis mengenai dampak lingkungan merupakan salah satu alat untuk
mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh suatu rencana atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup, guna mempersiapkan langkah untuk menanggulangi
dampak negative dan mengembangkan dampak positif. Mengenai dampak lingkungan
hidup dapat disebabkan oleh rencana kegiatan disegala sektor antara lain :
a.Bidang Pertambangan dan Energi yaitu
pertambangan umum, tranmisi, PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, ekspoitasi,
kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas bumi,
b.Bidang
Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan
raya/tol, pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung
bertingkat/apartemen,
c.Bidang
Tranmigarasi dan Pemukiman Perambahan Hutan
d.Bidang
perindustrian seperti : Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia,
peleburan baja, timah hitam, galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu
lapis.
e.Bidang kehutanan yaitu : Pembangunan taman
safari, kebun binatang, hak pengusaha hutan, hak pengusahaan hutan tanaman
industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam,
Persoalan lingkungan merupakan persoalan yang akan semakin kompleks dan
di masa-masa mendatang akan mencapai tingkat yang makin serius, karena itu untuk langkah ke depan di butuhkan
kesadaran semua pihak yang bertanggung jawab dengan persoalan lingkungan untuk
mengatisipasi dan melakukan langkah-langkah kongkrit dalam rangka penyelamatan
lingkungan dari kerusakan yang semakin ,mengkhwatirkan dan cenderung tidak
terkendali terutamna yang terjadi di negara-negara berkembang Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk
kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.Bentuk
Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam Berbagai bentuk bencana alam
yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya
lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi
Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY
dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah
bentuk muka bumi. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan
lingkungan hidup antara lain:
a.Letusan gunung berapi
b.Gempa bumi
c.Angin
topan
2.Kerusakan
Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia Manusia sebagai penguasa lingkungan
hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah
dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti
sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya.
Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap
kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup
karena faktor manusia, antara lain:
a.Terjadinya
pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b.Terjadinya
banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c.Terjadinya
tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Beberapa ulah
manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada
kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a.Penebangan
hutan secara liar (penggundulan hutan).
b.Perburuan
liar.
c.Merusak
hutan bakau. d.Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e.Pembuangan
sampah di sembarang tempat.
f.Bangunan
liar di daerah aliran sungai (DAS).
g.Pemanfaatan
sumber dayaalam
secara berlebihan di luar batas. Terkait
dengan masalah di atas Apakah Dampak Dari Kerusakan Lingkungan Hidup Yang
Dilakukan Oleh Manusia Dapat Mempengaruhi Bencana Alam Yang Terjadi Di
Indonesia. Maka menurut penulis kerusakan lingkungan hidup yang di lakukan oleh
manusia khususnya orang-orang Indonesia dapat mengakibatkan suatu bencana alam
hal ini di karenakan, Interaksi dari
elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati akan
menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses
pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya
habitat, proses adaptasi dan evolusi. Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya,
maka manusia harus mampu mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh
macam-macam faktor. Berkaitan dengan pernyataan ini, Soemarwoto (1991: 50 -51)
mengkategorikan sifat lingkungan hidup alas dasar: (1). Jenis dan jumlah
masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut, (2). hubungan atau
interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut, (3). kelakuan atau
kondisi unsur lingkungan hidup, dan (4). faktor-faktor non-materil, seperti
cahaya dan kebisingan. Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang
dapat mempengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan
dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya
adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya maka
manusia akan terpengaruh. Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan
oleh adanya pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup
manusia. Misalnya, akibat polusi asap kenderaan atau cerobong industri, udara
yang dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu
akan tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini,
perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan
hidupnya. Konsep mutu lingkungan berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan
mempersepsikannya. Soemarwoto (1991: 53) secara sederhana menerjemahkan bahwa
mutu lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di lingkungan
tersebut, yang diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rejeki, iklim dan faktor
alamiah lainnya yang sesuai. Batasan ini terasa sempit, bila dikaitkan dengan
pengaruh elemen lingkungan yang sifatnya tidak dikenali dan dirasakan, misalnya
dampak radiasi baik yang disebabkan oleh sinar ultarviolet atau limbah nuklir,
yang bersifat merugikan bagi kelangsungan hidup mahluk hidup.
D.Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di
simpulkan sebagai berikut :kerusakan lingkungan hidup yang di lakukan oleh
manusia khususnya orang-orang Indonesia dapat mengakibatkan suatu bencana alam
hal ini di karenakan, Interaksi dari
elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati akan
menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses
pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya
habitat, proses adaptasi dan evolusi. Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya,
maka manusia harus mampu mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh
macam-macam faktor.
DAFTAR
PUSTAKA
Kusumaatmadja,
Sarwono., Persepsi, Kesadaran, dan Pentaalan Terhadap lingkungan hidup, dalam
Sudjana, Eggi dan Burhan, Latif(ed.).Upaya Penyamaan Persepsi, Kesadaran dan
Pentaatan Terhadap Pemecahan Masalah Lingkungan hidup. CIDES, Jakarta, 1996
Soemarwoto,
Olto., Ekologi lingkungan hidup dan pembangunan. Penerbit Djambatan, Jakarta,
1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar