Selalu jujur, karena kebebasan adalah milik mereka yang jujur. Orang yang berbohong tak bisa bebas, karena terperangkap kebohongannya
Jumat, 12 Oktober 2012
Biaya Peluang (Opportunity Cost)
Walaupun biaya peluang (opportunity cost) kadang-kadang sulit untuk dihitung, efek dari biaya peluang sangatlah universal dan nyata pada tingkat perorangan. Bahkan, prinsip ini dapat diaplikasikan kepada semua keputusan, dan bukan hanya bidang ekonomi. Sejak kemunculannya dalam karya seorang ekonom Jerman bernama Freidrich von Wieser, sekarang biaya peluang dilihat sebagai dasar dari teori nilai marjinal.
Biaya peluang merupakan salah satu cara untuk melakukan perhitungan dari sesuatu biaya. Bukan saja untuk mengenali dan menambahkan biaya ke proyek, tetapi juga mengenali cara alternatif lainnya untuk menghabiskan suatu jumlah uang yang sama. Keuntungan yang akan hilang sebagai akibat dari alternatif terbaik lainnya; adalah merupakan biaya peluang dari pilihan pertama. Sebuah contoh umum adalah seorang petani yang memilih mengolah pertaniannya dibandingkan dengan menyewakannya ke tetangga. Maka, biaya peluangnya adalah keuntungan yang hilang dari menyewakan lahan tersebut. Dalam kasus ini, sang petani mungkin mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Begitu juga dengan memasuki universitas dan mengabaikan upah yang akan diterima jika memilih menjadi pekerja, yang dibanding dengan biaya pendidikan, buku, dan barang lain yang diperlukan (sebagai biaya total dari kehadirannya di universitas). Contoh lainnya ialah biaya peluang dari melancong ke Bahamas, yang mungkin merupakan uang untuk pembayaran cicilan rumah.
Perlu diingat bahwa biaya peluang bukanlah jumlah dari alternatif yang ada, melainkan lebih kepada keuntungan dari suatu pilihan alternatif yang terbaik. Biaya peluang yang mungkin dari keputusan sebuah kota membangun rumah sakit di lahan kosong, merupakan kerugian dari lahan untuk gelanggang olahraga, atau ketidakmampuan untuk menggunakan lahan menjadi sebuah tempat parkir, atau uang yang bisa didapat dari menjual lahan tersebut, atau kerugian dari penggunaan-pengguaan lainnya yang beragam - tapi bukan merupakan agregat dari semuanya (ditotalkan). Biaya peluang yang sebenarnya, merupakan keuntungan yang akan hilang dalam jumlah terbesar di antara alternatif-alternatif yang telah disebutkan tadi.
Satu pertanyaan yang muncul dari ini ialah bagaimana menghitung keuntungan dari alternatif yang tidak sama. Kita harus menentukan sebuah nilai uang yang dihubungkan dengan tiap alternatif untuk memfasilitasi pembandingan dan penghitungan biaya peluang, yang hasilnya lebih-kurang akan menyulitkan untuk dihitung, tergantung dari benda yang akan kita bandingkan. Contohnya, untuk keputusan-keputusan yang melibatkan dampak lingkungan, nilai uangnya sangat sulit untuk dihitung karena ketidakpastian ilmiah. Menilai kehidupan seorang manusia atau dampak ekonomi dari tumpahnya minyak di Alaska, akan melibatkan banyak pilihan subyektif dengan implikasi etisnya.
Akibat terbatasnya sumber daya yang dimiliki, dalam mengambil suatu tindakan alternatif seseorang akan mengorbankan apapun untuk memperoleh atau memproduksi jasa tertentu. Pengorbanan inilah dalam ilmu ekonomi disebut sebagai biaya peluang ( opportunity cost). Biaya peluang dapat ditemukan dalam setiap kondisi dimana harus diambil keputusan akibat adanya kelangkaan untuk memperoleh kepuasan atau hasil maksimal. Perhatikan contoh berikut!.
Seorang lulusan SMK mendaftarkan diri ke Universitas Indonesia dan diterima setelah melalui beberapa tes, disaat bersamaan dia diterima bekerja di perusahaan tekstil dengan gaji Rp 1.500.000,00 per bulan. Apabila ia memutuskan untuk kuliah dan bukan bekerja, maka biaya peluangnya adalah Rp 1.500.000,00 per bulan.
Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya peluang (opportunity cost) adalah biaya kesempatan yang hilang akibat keterbatasan sumber daya.Oleh karena manusia ingin memperoleh kepuasan atau hasil maksimal maka sumber daya ekonomi yang dimiliki harus diberdayakan secara optimal. Biaya peluang tidak hanya terjadi pada individu, tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat terjadi pada rumah tangga produsen maupun rumah tangga pemerintah.
Di dalam rumah tangga produsen yang menghasilkan lebih dari satu komoditas sering dihadapkan pada kemungkinan kombinasi sumber daya untuk menghasilkan output yang maksimal. Sebuah kurva yang menggambarkan berbagai kemungkinan kombinasi maksimum out put (barang dan jasa) yang dapat dihasilkan pada suatu waktu ketika sumber daya dan teknologi digunakan sepenuhnya disebut dengan Kurva Kemungkinan Produksi (Production Posibility Curve). Bentuk kurva berikut menggambarkan keterkaitan biaya peluang dengan kemungkinan produksi.
Biaya peluang dengan kemungkinan produks
Penjelasan:
Kurva P menunjukkan batas kemungkinan produksi. Ketika batas kemungkinan produksi berada di titik E, maka produksi obat dapat ditingkatkan dari 7.000 menjadi 12.000 botol dengan menurunkan produksi beras. Pergerakan alternatif produksi di titik E (30.000 ton beras dan 7.000 botol obat) ke titik F (8.000 ton beras dan 12.000 botol obat) menggunakan biaya oportunitas (untuk menambah produksi 5.000 botol obat) sebesar 22.000 ton beras. Titik yang terletak di kurva PPC (titik D, E, dan F) merupakan kemungkinan kombinasi produksi yang dianggap efisien, sedangkan bila terletak di dalam kurva (titik A, B dan C) dianggap tidak efisien karena tidak menggunakan sumber daya sepenuhnya. Apabila di luar kurva (titik E’) maka tidak mungkin tercapai dan hanya akan tercapai seiring dengan bertambahnya sumber daya atau meningkatnya teknologi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar