Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka
panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh
pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi
memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Indikator yang
digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
·
Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk
Domestik Bruto)
·
Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk
Nasional Bruto)
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi.
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi.
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan
Pertumbuhan Ekonomi
1.
Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
2.
Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya
kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan
Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan
Pertumbuhan Ekonomi
1.
Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2.
Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3.
Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4.
Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat
Hal yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi
>> Akumulasi Modal
Capital accumulation terjadi
sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan
memperbesar output. Pengadaan peralatan kerja, mesin-mesin, bahan baku dapat
meningkatkan stock modal suatu negara dan memungkinkan terjadinya peningkatan
output di masa mendatang.
>> Pertumbuhan penduduk dan
angkatan kerja
Secara tradisional dianggap sebagai
salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Dimana jumlah tenaga
kerja lebih besar akan menambah tenaga yang produktif. Di negara berkembang
kelebihan tenaga kerja bukan menjadi hal positif atau negatif tetapi sepenuhnya
tergantung kepada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk
menyerap dan memanfaatkan tenaga kerja tersebut.
>> Kemajuan teknologi
Bagi kebanyakan ekonom merupakan
sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat penting. Kemajuan teknologi terjadi
karena ditemukan cara baru yang efektif untuk menangani setiap pekerjaan.
Kemajuan teknologi diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu
- Kemajuan teknologi yang netral (neutral technological progress)
Teknologi ini memungkinkan mencapai
tingkat produksi yang lebih tinggi karena menggunakan jumlah faktor input yang
sama, serta inovasi-inovasi yang dapat mendorong peningkatan output dan
kenaikkan konsumsi masyarakat.
- Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labour saving technological progress)
Kemajuan teknologi dapat berlangsung
sedemikian rupa untuk menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja. Penggunaan
komputer, mesin otomatis, dll.
- Kemajuan teknologi hemat modal (capital saving technological progress)
Penerapan teknologi mampu
meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara umum. Kemajuan ini
terjadi jika penggunaan teknologi memungkinkan kita memanfaatkan barang modal
yang lebih produktif.
Hal yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi
>> Akumulasi Modal
Capital accumulation terjadi
sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan
memperbesar output. Pengadaan peralatan kerja, mesin-mesin, bahan baku dapat
meningkatkan stock modal suatu negara dan memungkinkan terjadinya peningkatan
output di masa mendatang.
>> Pertumbuhan penduduk dan
angkatan kerja
Secara tradisional dianggap sebagai
salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Dimana jumlah tenaga
kerja lebih besar akan menambah tenaga yang produktif. Di negara berkembang
kelebihan tenaga kerja bukan menjadi hal positif atau negatif tetapi sepenuhnya
tergantung kepada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk
menyerap dan memanfaatkan tenaga kerja tersebut.
>> Kemajuan teknologi
Bagi kebanyakan ekonom merupakan
sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat penting. Kemajuan teknologi terjadi
karena ditemukan cara baru yang efektif untuk menangani setiap pekerjaan.
Kemajuan teknologi diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu
- Kemajuan teknologi yang netral (neutral technological progress)
Teknologi ini memungkinkan mencapai
tingkat produksi yang lebih tinggi karena menggunakan jumlah faktor input yang
sama, serta inovasi-inovasi yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikkan
konsumsi masyarakat.
- Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labour saving technological progress)
Kemajuan teknologi dapat berlangsung
sedemikian rupa untuk menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja. Penggunaan
komputer, mesin otomatis, dll.
- Kemajuan teknologi hemat modal (capital saving technological progress)
Penerapan teknologi mampu
meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara umum. Kemajuan ini
terjadi jika penggunaan teknologi memungkinkan kita memanfaatkan barang modal
yang lebih produktif.
Manfaat
Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu :
Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu :
(1) proses,
(2) output per kapita, dan
(3) jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Masalah Pokok Perekonomian
Indonesia
Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan, jadi semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak diatur dan dikendalikan oleh pemerintah. Semua hal yang berhubungan dengan kebijakan dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali padatahun 1997 dimana pada masa itulah terjadi krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, yang menambah kesulitan dinegeri ini.
Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam pemberantasan terorisme, serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8-plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa).
Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka 5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi (belum ekspansif).
A. Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia.
Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia yang masih muncul saat ini dijadikan fokus program ekonomi 2008-2009 yang tertuang dalam Inpres Nomor 5 tahun 2008 yang memuat berbagai kebijakan ekonomi yang menjadi target Pemerintah yang dapat dikelompokkan ke dalam 8 bidang yaitu: (i) investasi, (ii) ekonomi makro dan keuangan, (iii) ketahanan energi, (iv) sumber daya alam, lingkungan dan pertanian, (v) pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), (vi) pelaksanaan komitmen masyarakat ekonomi ASEAN, (vii) infrastruktur, dan (viii) ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
Dari sekian banyak masalah perekonomian yang dapat mewujudkan target pemerintah diatas dapat dikelompokan menjadi masalah yang paling pokok karena dampaknya yang meluas yaitu tentang permasalahan Ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah Pengangguran dan tingginya tingkat Inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang mendasari semua permasalahan – permasalahan social di Indonesia.
1. Masalah Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah berakar yang terjadi di Indonesia, karena permasalahan ini kehidupan social dan keamanan serta sector lain ikut terganggu. Setiap tahun lahir manusia – manusia baru dengan kecerdasan ilmu pengetahuan yang berbeda – beda, mulai dari lulusan perguruan tinggi hingga yang putus sekolah.
Kian hari bermunculan jumlah angkatan kerja yang sebagian siap berkompetisi dilingkungan kerja dan sebagian lagi kurang terampil dalam berkompetisi, jumlah angkatan kerja yang begitu banyak ternyata tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang meningkat. Alhasil ada angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja yang ketersediaannya cukup terbatas. Sebab itulah timbul pengangguran.
Masalah pengangguran di Indonesia masih menjadi masalah ekonomi utama yang sampai saat ini belum bisa diatasi. Sampai tahun 2008, tingkat pengangguran terbuka masih berada pada kisaran 9% dari jumlah angkatan kerja berada pada kisaran 9 juta orang. Sebagaimana kita ketahui, bahwa terjadi perubahan patern perekonomian paska krisis dari usaha yang padat karya ke usaha yang lebih padat modal. Akibatnya pertumbuhan tenaga kerja yang ada sejak tahun 1998 s/d 2004 terakumulasi dalam meningkatnya angka pengangguran. Dilain sisi, pertumbuhan tingkat tenaga kerja ini tidak diikuti dengan pertumbuhan usaha (investasi) yang dapat menyerap keberadaannya. Akibatnya terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia yang pada puncaknya di tahun 2004 mencapai tingkat 10% atau sekitar 11 juta orang.
Kurangnya
investasi untuk infrastruktur, ditambah lagi masalah lain seperti korupsi dan
sengketa lahan telah menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
JAKARTA —
Beberapa bulan terlambat dari jadwal, para pekerja konstruksi yang mengebut
untuk menyelesaikan jalan layang yang mengelilingi Jakarta dihambat oleh
sekelompok warga dan kompleks kuburan nenek moyang mereka.
Pembicaraan di lokasi baru belum disepakati para kerabat dari 500 orang yang dimakamkan di sana. Namun hal itu tidak membuat pihak berwenang berhenti menggali kuburan baru dekat yang lama, tindakan yang menurut Yaman, ketua lingkungan setempat, tidak berguna.
“Tidak mungkin kita menyetujuinya,” ujar Yaman, menunjuk pada para pekerja yang menggali tanah merah pada siang yang disirami hujan saat itu. “Tempatnya akan sangat ramai. Bagaimana kita bisa berdoa untuk nenek moyang kita di sana?”
Untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia sangat memerlukan jalan, jembatan, pembangkit listrik dan pelabuhan baru. Sengketa tanah seperti yang terjadi di Jakarta Barat tersebut, dan masalah-masalah lain seperti korupsi, membuat pembangunan infrastruktur merupakan proses yang panjang dan memakan biaya tinggi.
Banjir minggu lalu memperlihatkan investasi yang rendah selama puluhan tahun untuk sistem pembuangan air dan perlindungan dari banjir.
Investasi melonjak pada dua tahun terakhir di tengah banyaknya permintaan dari Tiongkok untuk batu bara, minyak kelapa sawit dan karet, serta tingginya belanja konsumen di seluruh Indonesia.
“[Pertumbuhan ekonomi] 6 persen atau 7 persen itu baik, tapi dapatkah ia tumbuh ke tahap berikutnya menjadi 8 atau 9 persen seperti yang diinginkan pemerintah?” ujar Gareth Leather, ahli ekonomi kapital dengan spesialisasi Asia.
“Masalah utamanya adalah lingkungan bisnis masih tidak kondusif terhadap kondisi-kondisi yang diperlukan supaya ekonomi tumbuh ke level tersebut.”
Bukannya membangun infrastruktur, sekolah dan rumah sakit, pemerintah telah memilih untuk mempertahankan subsidi bahan bakar. Hal ini mungkin keputusan yang populis, namun berbiaya tinggi. Pada 2011, subsidi hampir mendekati US$20 miliar, jumlah yang sama yang ditargetkan pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur pada 2013.
Jumlah itu naik 15 persen pada 2012, namun para ahli ragu pemerintah dapat menghabiskan semuanya karena kurang kapasitas.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Chatib Basri menyangkal ketakutan akan proteksionisme ekonomi, dengan memperkirakan bahwa pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan digerakkan oleh pragmatisme dibandingkan retorika kampanye.
“Siapa pun yang menjadi presiden pada 2014, jika ia ingin mempertahankan kekuasaan, ia harus membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi kemiskinan,” ujar Chatib.
“Suka atau tidak, bahkan jika ingin menjadi nasionalis, ada kebutuhan untuk ekonomi yang terbuka.”
Tantangan-tantangan infrastruktur yang dihadapi Indonesia menjadi jelas jika bepergian ke seluruh negeri: Jalan layang antara kota-kota besar memotong pasar-pasar dengan pedagang yang tumpah ruah ke jalan, menyebabkan kemacetan. Buah lokal seringkali lebih mahal daripada buah impor dari Tiongkok karena biaya tinggi untuk mengirimnya dari Jakarta ke daerah. Harga semen di luar Jawa 10 kali lipat dari Jakarta setelah melewati sistem pelabuhan yang kuno.
Tantangan transportasi lebih nyata di Jakarta. Konstruksi “ring road” di sebelah barat kota seharusnya selesai pada akhir 2012, namun terhambat sengketa tanah. Di tempat lain, para spekulan, yang seringkali bekerja sama dengan pegawai pemerintah, membeli tanah dan mengatur harga supaya proyek dapat berlanjut.
Tanah pemakaman tersebut dimiliki negara sebelum warga mulai mengubur kerabatnya di sana lebih dari 20 tahun yang lalu. Pihak berwenang telah menawarkan paling tidak tiga alternatif lokasi, namun telah ditolak.
Yaman bersikeras bahwa ia dan warga yang ia wakili tidak ingin uang. Namun saat ia tidak ada, salah seorang warga menyarankan mereka menunggu bayaran uang yang ditukar dengan hak menggali kuburan.
Pelabuhan Tanjung Priok, yang dibangun pada 1877 oleh Belanda, merupakan simbol bagaimana Indonesia berkembang dan apa yang diperlukan untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara Asia lain. Mengelola hampir 65 persen dari impor dan ekspor di Indonesia, lalu lintas dalam pelabuhan naik 25 persen per tahun sejak 2009.
Pembangunan dimulai dua bulan lalu untuk ekspansi berbiaya $4,5 miliar yang dapat menggandakan kapasitas pelabuhan. Namun belum ada rencana untuk memperbaiki atau membangun jalan baru atau jalur kereta api ke dan dari pelabuhan, yang dikelilingi perumahan dan dipadati lalu lintas.
“Kita tidak bisa menunggu 15 tahun untuk membangun pelabuhan baru. Dengan pertumbuhan seperti sekarang, kita perlu membangunnya sekarang,” ujar Richard Lino, presiden direktur Pelindo II, BUMN yang mengelola pelabuhan.
Izin bea cukai saat ini memerlukan waktu lebih dari enam hari, atau dua kali lipat dari Kuala Lumpur, membuat biaya usaha lebih tinggi dan pelabuhan lebih macet.
“Kita masih bergulat dengan bea cukai. Semua juga tahu mereka seperti apa,” ujar Richard. (AP/Chris Brummit).
Pembicaraan di lokasi baru belum disepakati para kerabat dari 500 orang yang dimakamkan di sana. Namun hal itu tidak membuat pihak berwenang berhenti menggali kuburan baru dekat yang lama, tindakan yang menurut Yaman, ketua lingkungan setempat, tidak berguna.
“Tidak mungkin kita menyetujuinya,” ujar Yaman, menunjuk pada para pekerja yang menggali tanah merah pada siang yang disirami hujan saat itu. “Tempatnya akan sangat ramai. Bagaimana kita bisa berdoa untuk nenek moyang kita di sana?”
Untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia sangat memerlukan jalan, jembatan, pembangkit listrik dan pelabuhan baru. Sengketa tanah seperti yang terjadi di Jakarta Barat tersebut, dan masalah-masalah lain seperti korupsi, membuat pembangunan infrastruktur merupakan proses yang panjang dan memakan biaya tinggi.
Banjir minggu lalu memperlihatkan investasi yang rendah selama puluhan tahun untuk sistem pembuangan air dan perlindungan dari banjir.
Investasi melonjak pada dua tahun terakhir di tengah banyaknya permintaan dari Tiongkok untuk batu bara, minyak kelapa sawit dan karet, serta tingginya belanja konsumen di seluruh Indonesia.
“[Pertumbuhan ekonomi] 6 persen atau 7 persen itu baik, tapi dapatkah ia tumbuh ke tahap berikutnya menjadi 8 atau 9 persen seperti yang diinginkan pemerintah?” ujar Gareth Leather, ahli ekonomi kapital dengan spesialisasi Asia.
“Masalah utamanya adalah lingkungan bisnis masih tidak kondusif terhadap kondisi-kondisi yang diperlukan supaya ekonomi tumbuh ke level tersebut.”
Bukannya membangun infrastruktur, sekolah dan rumah sakit, pemerintah telah memilih untuk mempertahankan subsidi bahan bakar. Hal ini mungkin keputusan yang populis, namun berbiaya tinggi. Pada 2011, subsidi hampir mendekati US$20 miliar, jumlah yang sama yang ditargetkan pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur pada 2013.
Jumlah itu naik 15 persen pada 2012, namun para ahli ragu pemerintah dapat menghabiskan semuanya karena kurang kapasitas.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Chatib Basri menyangkal ketakutan akan proteksionisme ekonomi, dengan memperkirakan bahwa pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan digerakkan oleh pragmatisme dibandingkan retorika kampanye.
“Siapa pun yang menjadi presiden pada 2014, jika ia ingin mempertahankan kekuasaan, ia harus membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi kemiskinan,” ujar Chatib.
“Suka atau tidak, bahkan jika ingin menjadi nasionalis, ada kebutuhan untuk ekonomi yang terbuka.”
Tantangan-tantangan infrastruktur yang dihadapi Indonesia menjadi jelas jika bepergian ke seluruh negeri: Jalan layang antara kota-kota besar memotong pasar-pasar dengan pedagang yang tumpah ruah ke jalan, menyebabkan kemacetan. Buah lokal seringkali lebih mahal daripada buah impor dari Tiongkok karena biaya tinggi untuk mengirimnya dari Jakarta ke daerah. Harga semen di luar Jawa 10 kali lipat dari Jakarta setelah melewati sistem pelabuhan yang kuno.
Tantangan transportasi lebih nyata di Jakarta. Konstruksi “ring road” di sebelah barat kota seharusnya selesai pada akhir 2012, namun terhambat sengketa tanah. Di tempat lain, para spekulan, yang seringkali bekerja sama dengan pegawai pemerintah, membeli tanah dan mengatur harga supaya proyek dapat berlanjut.
Tanah pemakaman tersebut dimiliki negara sebelum warga mulai mengubur kerabatnya di sana lebih dari 20 tahun yang lalu. Pihak berwenang telah menawarkan paling tidak tiga alternatif lokasi, namun telah ditolak.
Yaman bersikeras bahwa ia dan warga yang ia wakili tidak ingin uang. Namun saat ia tidak ada, salah seorang warga menyarankan mereka menunggu bayaran uang yang ditukar dengan hak menggali kuburan.
Pelabuhan Tanjung Priok, yang dibangun pada 1877 oleh Belanda, merupakan simbol bagaimana Indonesia berkembang dan apa yang diperlukan untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara Asia lain. Mengelola hampir 65 persen dari impor dan ekspor di Indonesia, lalu lintas dalam pelabuhan naik 25 persen per tahun sejak 2009.
Pembangunan dimulai dua bulan lalu untuk ekspansi berbiaya $4,5 miliar yang dapat menggandakan kapasitas pelabuhan. Namun belum ada rencana untuk memperbaiki atau membangun jalan baru atau jalur kereta api ke dan dari pelabuhan, yang dikelilingi perumahan dan dipadati lalu lintas.
“Kita tidak bisa menunggu 15 tahun untuk membangun pelabuhan baru. Dengan pertumbuhan seperti sekarang, kita perlu membangunnya sekarang,” ujar Richard Lino, presiden direktur Pelindo II, BUMN yang mengelola pelabuhan.
Izin bea cukai saat ini memerlukan waktu lebih dari enam hari, atau dua kali lipat dari Kuala Lumpur, membuat biaya usaha lebih tinggi dan pelabuhan lebih macet.
“Kita masih bergulat dengan bea cukai. Semua juga tahu mereka seperti apa,” ujar Richard. (AP/Chris Brummit).
Konjungtur
Adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang
menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang
menunjukkan perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu wkatu
ke waktu lain.
Perekonomian
tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya. Ia
selalu mengalami masa naik dan turu. Adakalanya kegiatan perekonomian
berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada
periode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dalam perkembangannya dan
adakalanya ia merosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari periode
sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam
jangka panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan (business
cycle).
Suatu
siklus (cycle) da;am satu periode konjungtur berbeda dangan siklus pada
periode yang lain. Namun demikian sifat-sifat dasar dari setiap siklus adalah
sama. Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda.
KONJUNGTUR
EKONOMI
Fluktuasi atau perubahan yang
terjadi kegiatan perekonomian disebut sebagai konjungtur atau business cycle.
Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter
adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila masyarakat banyak memegang
uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan
konsumsi dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh,
maka pengeluaran dunia bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan
jumlah uang sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari
perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Kecenderungan masyarakat
untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih banyak melakukan kegiatan
menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan mencukupi untuk mempekerjakan
semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini, walaupun bisa
dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan karena adanya
tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat konsumsi
masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur
akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi akibat adanya konjungtur adalah melalui beberapa kebijaksanaan fiskal dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan yang baru, dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi akibat adanya konjungtur adalah melalui beberapa kebijaksanaan fiskal dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan yang baru, dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.
•
Gelombang Konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya
kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu (Business Cycle)
•
Naik turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu gelombang.
Kegiatan ekonomi:
–
Menaik (recovery)
–
Sampai pada puncak paling atas (prosperity)
–
Menurun (recession)
– Sampai puncak
paling bawah (depression
•
•
Jevons dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena
adanya perubahan alam
•
Pigou (1927): Fluktuasi
kegiatan ekonomi terjadi karena adanya
faktor psikologis para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis
•
Malthus (1936): penyebab
munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan konsumsi (under
consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin berkembang dan
masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
•
Mitchell (1951): Fluktuasi
kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem ekonomi
kapitalis-liberalis.
•
Hawtrey (1928) dan Friedman (1957):
Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem moneter dan sistem kredit.
•
Shcumpeter (1934)
menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.
•
Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi
masyarakat yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
•
Keynes: Sistem moneter dan
kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat. Penyebab utama adalah tidak
stabilnya investasi.
•
Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis
(1991) berbeda-beda.
–
Kondratif: setiap 50 tahun sekali
–
Juglar: 10 tahun sekali
–
Kitchin: 4 tahun sekali
–
Batra (1990): 60 tahun sekali
–
Mubyarto: 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa:
pitu-lungan).
Perekonomian
mengalami gelombang naik-turun yang relatif teratur dan terjadi secara berulang
dengan rentang waktu yang bervariasi. Gerakan ini disebut siklus ekonomi (business
cycle).
Anatomi Siklus
Ekonomi
1.
Tahap Ekspansi = kegiatan ekonomi cepat
yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak kegiatan (masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi)
2. Tahap Resesi = Kelesuan
Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit.
Jika berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka kelesuan menjadi kemrosotan.
3. Tahap Depresi = kemrosotan
Yaitu kemrosotan yang disebabkan antara lain banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran (baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik bawah/trough)
4. Tahap Recovery/Revival = pemulihan
Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.
Indikator analisis siklus ekonomi
Pertumbuhan ekonomi atau jumlah output riil serta tingkat harga.
yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak kegiatan (masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi)
2. Tahap Resesi = Kelesuan
Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit.
Jika berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka kelesuan menjadi kemrosotan.
3. Tahap Depresi = kemrosotan
Yaitu kemrosotan yang disebabkan antara lain banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran (baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik bawah/trough)
4. Tahap Recovery/Revival = pemulihan
Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.
Indikator analisis siklus ekonomi
Pertumbuhan ekonomi atau jumlah output riil serta tingkat harga.
Durasi Siklus
dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
1.
Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle)
§ Penemu: Joseph Kitchin (1923)
§ Durasi: 40 bulan
§ Faktor yang mempengaruhi: Custom & Nature
Pengaruh alamiah (Nature): iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, gelombang laut memengaruhi aktivitas ekonomi.
Pengaruh adat-istiadat (Custom): perayaan hari raya mempengaruhi permintaan masyarakat.
2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
§ Penemu: Clement Juglar (1860)
§ Durasi: 7-11 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Sunspot
William Stanley Jevon menjelaskan: siklus ekonomi di bumi (perekonomian di Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali, dimana akan mempengaruhi iklim/cuaca, sehingga memengaruhi output perekonomian, dan muaranya akan mempengaruhi output perekonomian nasional.
3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)
§ Penemu: Nikolai D. Kondratief (1925)
§ Durasi: 48-60 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Invention & Innovation
Schumpeter menunjukkan bahwa siklus jangka panjang yang dialami di AS tahun 1787-1842 dipenngaruhi oleh penemuan & penerapan teknologi baru mesin uap dan melahirkan revolusi industri. Siklus panjang tahun 1843-1897 disebabkan penemuan kereta api.
TEORI PENYEBAB GELOMBANG KONJUNGTUR
§ Penemu: Joseph Kitchin (1923)
§ Durasi: 40 bulan
§ Faktor yang mempengaruhi: Custom & Nature
Pengaruh alamiah (Nature): iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, gelombang laut memengaruhi aktivitas ekonomi.
Pengaruh adat-istiadat (Custom): perayaan hari raya mempengaruhi permintaan masyarakat.
2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
§ Penemu: Clement Juglar (1860)
§ Durasi: 7-11 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Sunspot
William Stanley Jevon menjelaskan: siklus ekonomi di bumi (perekonomian di Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali, dimana akan mempengaruhi iklim/cuaca, sehingga memengaruhi output perekonomian, dan muaranya akan mempengaruhi output perekonomian nasional.
3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)
§ Penemu: Nikolai D. Kondratief (1925)
§ Durasi: 48-60 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Invention & Innovation
Schumpeter menunjukkan bahwa siklus jangka panjang yang dialami di AS tahun 1787-1842 dipenngaruhi oleh penemuan & penerapan teknologi baru mesin uap dan melahirkan revolusi industri. Siklus panjang tahun 1843-1897 disebabkan penemuan kereta api.
TEORI PENYEBAB GELOMBANG KONJUNGTUR
·
Jevons dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi
karena adanya perubahan alam
·
Pigou (1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena
adanya faktor psikologis para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau
optimistis)
·
Malthus (1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena
adanya kekurangan konsumsi (under consumption). Alasan: sektor industri
manufaktur makin berkembang dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan
ekonomi pada sektor tersebut.
·
Mitchell (1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat
dilepaskan dari sistem ekonomi kapitalis-liberalis.
·
Hawtrey (1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi
disebabkan oleh sistem moneter dan sistem kredit.
·
Shcumpeter (1934) menyebut penyebab utama tidak stabilnya
inovasi teknologi.
·
Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997):
Ekspektasi masyarakat yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
·
Keynes: Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi
merupakan akibat. Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi.
·
Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991)
berbeda-beda.
·
Kondratif: setiap 50 tahun sekali
·
Juglar: 11 tahun sekali
·
Kitchin: 4 tahun sekali
·
Batra (1990): 60 tahun sekali
·
Mubyarto: 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa:
pitu-lungan).
Siklus
Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Inflasi
Siklus ekonomi &
kesempatan kerja berhubungan positif.
Jangka Pendek à Siklus ekonomi ; kesempatan kerja ; tingkat pengangguran
Asumsi: Teknologi konstan, barang modal tetap, dan tenaga kerja adalah variabel yang berubah.
Jika output riil < output natural à tingkat pengangguran meningkat > tingkat pengangguran natural, dan sebaliknya.
Jika output riil = output natural à tingkat pengangguran meningkat = tingkat pengangguran natural
Siklus ekonomi & inflasi
Jika output riil < output natural à inflasi , dan sebaliknya.
Jangka Pendek à Siklus ekonomi ; kesempatan kerja ; tingkat pengangguran
Asumsi: Teknologi konstan, barang modal tetap, dan tenaga kerja adalah variabel yang berubah.
Jika output riil < output natural à tingkat pengangguran meningkat > tingkat pengangguran natural, dan sebaliknya.
Jika output riil = output natural à tingkat pengangguran meningkat = tingkat pengangguran natural
Siklus ekonomi & inflasi
Jika output riil < output natural à inflasi , dan sebaliknya.
Pengelolaan
Siklus Ekonomi
Untuk menekan
dampak negatif dari siklus ekonomi maka diperlukan kebijakan jangka pendek dan
jangka panjang di bidang moneter dan fiskal.
Kebijakan Jangka Pendek
Target utama: mengatasi output gap
untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat jangka pendek; stimulasi permintaan.
Kebijakan Jangka Panjang
Target utama: mencapai pertumbuhan yang tinggi dan memperkecil simpangan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan Jangka Pendek
Target utama: mengatasi output gap
untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat jangka pendek; stimulasi permintaan.
Kebijakan Jangka Panjang
Target utama: mencapai pertumbuhan yang tinggi dan memperkecil simpangan pertumbuhan ekonomi.
Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross
Domestic Product (GDP)
Sebelum kita dapat menghitung pendapatan nasional terlebih dahulu kita
harus tahu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic
Product (GDP), karena PDB merupakan salah satu instrumen penting untuk dapat
menghitung pendapatan nasional. PDB merupakan nilai dari akhir keseluruhan
barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam suatu negara,
termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal
di negara tersebut.
Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan
atas dua macam dasar harga yaitu :
- PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.
- PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000 sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya.
Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross
National Product (GNP)
Produk Nasional
Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di
dalam negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing
yang tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain PNB/GNP adalah jumlah
Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri
(penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara yang bekerja di luar
negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja di dalam negeri).
Hal ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from
Abrood)
di mana,
· PNB = Produk Nasional
Bruto/Gross National Product (GNP)
·
PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
·
Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar
negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri
Contoh :
Hardi warga
negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul
warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00
Ali warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan
Rp1.000.000,00.
Maka PDB (GDP) = pendapatan Hardi +
pendapatan Paul = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 = Rp5.000.000,00.
Penghasilan
Neto = pendapatan Ali −
pendapatan Paul = Rp1.000.000,00 −
Rp3.000.000,00 = -Rp2.000.000,00,
dengan
menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:
PNB (GNP) = PDB +
Penghasilan Neto
= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
= Rp3.000.000,00
Artikel
Produk Domestik Bruto (PDB)
Indikator yang paling penting adalah laporan PDB. Pada dasarnya, PDB
adalah tolok ukur dari keadaan ekonomi negara. Angka ini dirilis pada pukul
8:30 am EST pada hari terakhir setiap kuartal dan mencerminkan kuartal
sebelumnya. PDB adalah nilai moneter agregat dari semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh seluruh perekonomian selama satu kuarter (tidak termasuk
kegiatan internasional). Angka inti untuk mencarinya adalah tingkat pertumbuhan
PDB. Secara umum, perekonomian AS tumbuh sekitar 2,5-3% per tahun dan
penyimpangan dari kisaran ini dapat membuktikan menjadi lebih berpengaruh.
Pertumbuhan di atas tingkat ini sering dianggap tidak berkelanjutan dan pelopor
untuk inflasi tinggi. Jadi, Fed biasanya merespon dengan mencoba untuk
memperlambat sebuah ekonomi "overheated". Pertumbuhan di bawah
kisaran (dan pertumbuhan terutama negatif) berarti bahwa perekonomian berjalan
lambat, yang dapat menyebabkan peningkatan pengangguran dan pengeluaran yang
lebih rendah. Perlu dicatat bahwa setiap laporan GDP awal akan direvisi dua
kali sebelum angka akhir diselesaikan pada saat: Laporan "terdahulu"
diikuti oleh laporan "awal" sekitar sebulan kemudian dan laporan
akhir sebulan setelah itu. Revisi signifikan untuk jumlah terdahulu dapat
menyebabkan riak tambahan melalui pasar. Angka-angka PDB dilaporkan dalam dua
bentuk: Dollar yang berlaku saat ini dan Dollar konstan. PDB dolar saat ini
dihitung dengan menggunakan dolar hari ini dan membuat perbandingan antara
periode waktu yang sulit karena akibat inflasi. PDB dolar konstan memecahkan
masalah ini dengan mengubah informasi saat ini ke beberapa dolar era standar,
seperti dolar 1997 . Proses ini menggambarkan akibat dari inflasi dan
memungkinkan perbandingan yang mudah antara periode. Jangan bingung dengan
Produk Domestik Bruto Produk Nasional Bruto (PNB). PDB hanya mencakup barang
dan jasa yang diproduksi dalam batas-batas geografis AS, terlepas dari
kebangsaan produser. PNB tidak termasuk barang dan jasa yang diproduksi oleh
perusahaan asing, tetapi termasuk barang dan jasa yang diproduksi oleh
perusahaan AS yang beroperasi di negara-negara asing. Sebagai contoh, jika
sebuah perusahaan AS mengoperasikan jaringan toko di Prancis, barang dan jasa
yang dihasilkan oleh toko tersebut tidak akan dimasukkan dalam PDB, tetapi akan
dimasukkan dalam PNB. Karena ekonomi global tumbuh, perbedaan dalam PDB dan PNB
merupakan penurunan bagi negara-negara maju seperti AS Tapi untuk lebih kecil,
negara-negara berkembang, perbedaan dapat menjadi penting.
PDB Indonesia diprediksi tembus 6.000 dolar AS
Jakarta
(ANTARA News) - Ekonom Deutsche Bank memprediksi produk domestik bruto per
kapita Indonesia pada 2016 akan mencapai 6.000 dolar AS dengan pertumbuhan
ekonomi yang berpotensi meningkat dua kali lipat dalam lima tahun.
"Siklus yang sedang berlangsung dengan baik di sektor riil yaitu konsumsi dalam negeri yang meningkat berpotensi untuk menggerakkan investasi yang lebih besar, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan jumlah lapangan kerja," kata Ekonom Deutsche Bank Heriyanto Irawan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Tren tersebut, kata Heriyanto, bila digabung dengan ketersediaan kredit yang meningkat, pertumbuhan penghasilan yang kuat, dan lingkungan investasi yang aman secara berkelanjutan, akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga dua kali lipat selama lima tahun ke depan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia diperkirakan mencapai 3.542,9 dolar AS pada 2011 atau tumbuh 13,8 persen dari tahun sebelumnya.
Heriyanto mengatakan untuk pertama kalinya pada 2012 rata rata orang Indonesia menghabiskan lebih banyak pengeluaran pada barang-barang non-makanan dibandingkan dengan makanan selama setahun terakhir.
"Hal tersebut menunjukkan bahwa para konsumen tidak mengejar produk-produk yang sama, tetapi membelanjakan penghasilan pada konsumsi produk-produk baru atau yang lebih mewah seiring dengan semakin besarnya penghasilan mereka," kata Heriyanto.
Menurut Heriyanto, berkembangnya penduduk berpenghasilan menengah yang berpotensi untuk meningkat hingga 200 juta pada 2016 merupakan sebuah dinamika penting lainnya, hal itu dapat membantu memastikan momentum yang kuat di balik perubahan perilaku konsumsi.
"Perubahan itu mengundang lebih banyak pengembangan bisnis dan investasi baru, yang kemudian akan membuka lebih banyak lapangan kerja dan meningkatnya daya beli konsumen, itulah yang kami lihat sebagai siklus yang positif," katanya.
Industri perbankan juga dapat membantu mendorong pertumbuhan, kata Heriyanto, dengan tingkat "gearing" yang rendah dan persaingan antar bank yang semakin ketat berarti kredit akan semakin mudah dan murah.
"Dua dari tiga kredit yang diberikan bank adalah pinjaman yang diberikan kepada para pelaku bisnis, bukan pada para konsumen, hal ini memastikan perluasan dari sisi pasokan tidak ketinggalan oleh lonjakan kebutuhan konsumen yang kuat," katanya.
PDB per kapita merupakan penghitungan PDB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Jika dilihat sejak 2009 , PDB per kapita terus menunjukkan tren positif. Pada 2009 PDB per kapita tercatat hanya Rp23,9 juta atau 2.349,8 dolar AS dan PNB per kapita baru Rp23,1 juta atau 2.267,6 dollar AS.
"Siklus yang sedang berlangsung dengan baik di sektor riil yaitu konsumsi dalam negeri yang meningkat berpotensi untuk menggerakkan investasi yang lebih besar, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan jumlah lapangan kerja," kata Ekonom Deutsche Bank Heriyanto Irawan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Tren tersebut, kata Heriyanto, bila digabung dengan ketersediaan kredit yang meningkat, pertumbuhan penghasilan yang kuat, dan lingkungan investasi yang aman secara berkelanjutan, akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga dua kali lipat selama lima tahun ke depan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia diperkirakan mencapai 3.542,9 dolar AS pada 2011 atau tumbuh 13,8 persen dari tahun sebelumnya.
Heriyanto mengatakan untuk pertama kalinya pada 2012 rata rata orang Indonesia menghabiskan lebih banyak pengeluaran pada barang-barang non-makanan dibandingkan dengan makanan selama setahun terakhir.
"Hal tersebut menunjukkan bahwa para konsumen tidak mengejar produk-produk yang sama, tetapi membelanjakan penghasilan pada konsumsi produk-produk baru atau yang lebih mewah seiring dengan semakin besarnya penghasilan mereka," kata Heriyanto.
Menurut Heriyanto, berkembangnya penduduk berpenghasilan menengah yang berpotensi untuk meningkat hingga 200 juta pada 2016 merupakan sebuah dinamika penting lainnya, hal itu dapat membantu memastikan momentum yang kuat di balik perubahan perilaku konsumsi.
"Perubahan itu mengundang lebih banyak pengembangan bisnis dan investasi baru, yang kemudian akan membuka lebih banyak lapangan kerja dan meningkatnya daya beli konsumen, itulah yang kami lihat sebagai siklus yang positif," katanya.
Industri perbankan juga dapat membantu mendorong pertumbuhan, kata Heriyanto, dengan tingkat "gearing" yang rendah dan persaingan antar bank yang semakin ketat berarti kredit akan semakin mudah dan murah.
"Dua dari tiga kredit yang diberikan bank adalah pinjaman yang diberikan kepada para pelaku bisnis, bukan pada para konsumen, hal ini memastikan perluasan dari sisi pasokan tidak ketinggalan oleh lonjakan kebutuhan konsumen yang kuat," katanya.
PDB per kapita merupakan penghitungan PDB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Jika dilihat sejak 2009 , PDB per kapita terus menunjukkan tren positif. Pada 2009 PDB per kapita tercatat hanya Rp23,9 juta atau 2.349,8 dolar AS dan PNB per kapita baru Rp23,1 juta atau 2.267,6 dollar AS.
10 Negara Terkaya Dengan Pendapatan Nasional Bruto Tertinggi
Kekuatan ekonomi suatu negara biasanya diukur melalui Produk
Domestik Bruto (PDB). Menilik angka itu, Amerika Serikat masih menduduki posisi
tertinggi sebagai negara kaya melampaui China dan Jepang, Agustus silam. Namun,
PDB tidak mampu menunjukkan kekayaan negara yang sesungguhnya karena bisa jadi
uang itu hanya terkonsentrasi di sejumlah pengusaha, bukan pemerintah. Itulah
mengapa nilai Pendapatan Nasional Bruto (PNB) menjadi penting untuk mengukur
kekayaan suatu negara.
Berikut negara-negara dengan PNB tertinggi per kapita, berdasar data terbaru Bank Dunia :
1. Luxemburg
PNB per kapita: $58,810
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 4,8%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,7%
Merupakan daratan kecil yang berbatasan dengan Prancis, Jerman, dan Belgia. Diapit sejumlah negara besar, negara ini tumbuh menjadi salah satu pusat bisnis utama di Benua Eropa. Dalam tiga tahun ke depan, negara ini berencana menyediakan layanan bandwidth dengan kapasitas supertinggi untuk mendorong pengembangan ekonomi digital yang canggih.
2. Norwegia
PNB per kapita: $55,190
Tingkat buta huruf: 0%
Tingkat pengangguran: 1,7%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 6,7%
Merupakan negara superkaya yang mendapat keuntungan besar dari ekspor minyak bumi pada 1970-an. Pendapatan utama negara ini berasal dari sektor minyak dan gas, juga teknologi dan komunikasi. Saking kayanya, negara ini mampu mendanai berbagai program sosial dan pendidikan tanpa membebani pajak. Tak heran jika tak ada warga buta huruf di sana.
3. Kuwait
PNB per kapita: $53,390
Tingkat buta huruf: 6%
Tingkat pengangguran: 1,3%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,8%
Negara kecil di Timur Tengah ini memiliki 9 persen dari cadangan minyak dunia. Tidak seperti negara penghasil minyak di sekitarnya, negara ini cukup stabil secara politik. Dibanding dengan negara Teluk lainnya, tingkat pendidikan di Kuwait cukup baik. Daya serap tenaga kerja mencapai lebih 98 persen, baik di bidang perminyakan atau ekspor semen dan bata.
4. Macau
PNB per kapita: $52,410
Tingkat buta huruf: 7%
Tingkat pengangguran: 3%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 2,2%
Daerah administrasi khusus di daratan China ini mendapat banyak pemasukan dari ekspor tekstil dan aneka produk manufaktur. Negara ini juga sangat terkenal sebagai salah satu destinasi perjudian dunia yang cukup masyur. Bahkan pada 2006, pendapatan dari sektor judi melebihi Las Vegas. Mayoritas warga memanfaatkannya sebagai ladang bisnis dengan membuka kasino, hotel, dan pembangunan resor untuk menarik wisatawan mancanegara.
5. Brunei
PNB per kapita: $50,920
Tingkat buta huruf: 5%
Tingkat pengangguran: 3,7%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,7%
Seperti Norwegia dan Kuwait, sumber utama pendapatan pemerintah adalah dari industri minyak. Sebanyak 60 persen warganya bergantung hidup di sektor itu. Kemapanan finansial membuat pemerintah sanggup memberikan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi. Sekadar catatan, Sultan Brunei bahkan pernah menjadi orang terkaya di dunia. Namun belakangan, ada kekhawatiran, menipisnya cadangan minyak mentah akan menjatuhkan standar hidup negara itu.
6. Singapura
PNB per kapita: $50,780
Tingkat buta huruf: 5%
Tingkat pengangguran: 3,95%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 2,2%
Singapura mempromosikan diri sebagai pelabuhan yang ramah bagi perdagangan internasional. Pemerintah setempat sangat ketat mengontrol perekonomian rakyat melalui kemajuan bidang industri elektronik dan farmasi. Selain mengedepankan kesejahteraan umum dan jasa publik, pemerintah sangat peduli terhadap tingkat pendidikan masyarakatnya.
7. Amerika Serikat
PNB per kapita: $46,760
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 9,6%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 5,6%
Jumlah penduduk dan kondisi geografis membuat negara adidaya ini tak muncul sebagai negara paling kaya di dunia. Bahkan angka pengangguran dua kali Luxemburg. Negara ini mengedepankan perekonomi kapitalis yang tak terlalu memprioritaskan program sosial. Namun, negara ini tak ragu menghabiskan anggaran besar untuk pendidikan. Meski tergolong maju, kesenjangan sosial-ekonomi di negara ini cukup kentara.
8. Hong Kong
PNB per kapita: $44,090
Tingkat buta huruf: 3,4%
Tingkat pengangguran: 3,6%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,3%
Ekonomi negara ini sangat bergantung pada re-ekspor sejumlah produk. Hong Kong mendapat keuntungan dari transisi ekonomi eksportir industri ke pusat perbankan internasional. Pemerintah Hong Kong pro perdagangan bebas. Negara ini memprioritaskan anggarannya untuk kesejahteraan publik dan pendidikan warganya.
9. Swiss
PNB per kapita: $43,440
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 4%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 5,3%
Masyarakat Swiss mendapat keuntungan dari kebijakan pemerintah yang sangat ramah bisnis. Ini membuat Swiss menjadi pusat investasi dan perbankan internasional. Kebijakan pajak yang sangat ringan juga membuat Swiss tumbuh bak surga bagi para pengusaha kaya dunia untuk menghamburkan uangnya. Sektor jasa makmur telah berkembang untuk memenuhi tuntutan kelompok tersebut. Negara ini juga mendapat keuntungan besar dari ekspor mesin industri dan bahan kimia.
10. Belanda
PNB per kapita: $40,940
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 3%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 5,5%
Pemerintah Belanda memainkan peran aktif dalam mempertahankan standar hidup tinggi bagi warganya. Belanda adalah model kebijakan ekonomi sosial liberal dan laissez-faire. Belanda memiliki ekonomi pasar bebas, yang didukung kekuatan pasar penyulingan minyak bumi dan industri mesin listrik. Kebijakan sosial liberal juga mendatangkan keuntungan melalui sektor obat-obatan terlarang dan wisata seks.
Berikut negara-negara dengan PNB tertinggi per kapita, berdasar data terbaru Bank Dunia :
1. Luxemburg
PNB per kapita: $58,810
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 4,8%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,7%
Merupakan daratan kecil yang berbatasan dengan Prancis, Jerman, dan Belgia. Diapit sejumlah negara besar, negara ini tumbuh menjadi salah satu pusat bisnis utama di Benua Eropa. Dalam tiga tahun ke depan, negara ini berencana menyediakan layanan bandwidth dengan kapasitas supertinggi untuk mendorong pengembangan ekonomi digital yang canggih.
2. Norwegia
PNB per kapita: $55,190
Tingkat buta huruf: 0%
Tingkat pengangguran: 1,7%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 6,7%
Merupakan negara superkaya yang mendapat keuntungan besar dari ekspor minyak bumi pada 1970-an. Pendapatan utama negara ini berasal dari sektor minyak dan gas, juga teknologi dan komunikasi. Saking kayanya, negara ini mampu mendanai berbagai program sosial dan pendidikan tanpa membebani pajak. Tak heran jika tak ada warga buta huruf di sana.
3. Kuwait
PNB per kapita: $53,390
Tingkat buta huruf: 6%
Tingkat pengangguran: 1,3%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,8%
Negara kecil di Timur Tengah ini memiliki 9 persen dari cadangan minyak dunia. Tidak seperti negara penghasil minyak di sekitarnya, negara ini cukup stabil secara politik. Dibanding dengan negara Teluk lainnya, tingkat pendidikan di Kuwait cukup baik. Daya serap tenaga kerja mencapai lebih 98 persen, baik di bidang perminyakan atau ekspor semen dan bata.
4. Macau
PNB per kapita: $52,410
Tingkat buta huruf: 7%
Tingkat pengangguran: 3%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 2,2%
Daerah administrasi khusus di daratan China ini mendapat banyak pemasukan dari ekspor tekstil dan aneka produk manufaktur. Negara ini juga sangat terkenal sebagai salah satu destinasi perjudian dunia yang cukup masyur. Bahkan pada 2006, pendapatan dari sektor judi melebihi Las Vegas. Mayoritas warga memanfaatkannya sebagai ladang bisnis dengan membuka kasino, hotel, dan pembangunan resor untuk menarik wisatawan mancanegara.
5. Brunei
PNB per kapita: $50,920
Tingkat buta huruf: 5%
Tingkat pengangguran: 3,7%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,7%
Seperti Norwegia dan Kuwait, sumber utama pendapatan pemerintah adalah dari industri minyak. Sebanyak 60 persen warganya bergantung hidup di sektor itu. Kemapanan finansial membuat pemerintah sanggup memberikan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi. Sekadar catatan, Sultan Brunei bahkan pernah menjadi orang terkaya di dunia. Namun belakangan, ada kekhawatiran, menipisnya cadangan minyak mentah akan menjatuhkan standar hidup negara itu.
6. Singapura
PNB per kapita: $50,780
Tingkat buta huruf: 5%
Tingkat pengangguran: 3,95%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 2,2%
Singapura mempromosikan diri sebagai pelabuhan yang ramah bagi perdagangan internasional. Pemerintah setempat sangat ketat mengontrol perekonomian rakyat melalui kemajuan bidang industri elektronik dan farmasi. Selain mengedepankan kesejahteraan umum dan jasa publik, pemerintah sangat peduli terhadap tingkat pendidikan masyarakatnya.
7. Amerika Serikat
PNB per kapita: $46,760
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 9,6%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 5,6%
Jumlah penduduk dan kondisi geografis membuat negara adidaya ini tak muncul sebagai negara paling kaya di dunia. Bahkan angka pengangguran dua kali Luxemburg. Negara ini mengedepankan perekonomi kapitalis yang tak terlalu memprioritaskan program sosial. Namun, negara ini tak ragu menghabiskan anggaran besar untuk pendidikan. Meski tergolong maju, kesenjangan sosial-ekonomi di negara ini cukup kentara.
8. Hong Kong
PNB per kapita: $44,090
Tingkat buta huruf: 3,4%
Tingkat pengangguran: 3,6%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 3,3%
Ekonomi negara ini sangat bergantung pada re-ekspor sejumlah produk. Hong Kong mendapat keuntungan dari transisi ekonomi eksportir industri ke pusat perbankan internasional. Pemerintah Hong Kong pro perdagangan bebas. Negara ini memprioritaskan anggarannya untuk kesejahteraan publik dan pendidikan warganya.
9. Swiss
PNB per kapita: $43,440
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 4%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 5,3%
Masyarakat Swiss mendapat keuntungan dari kebijakan pemerintah yang sangat ramah bisnis. Ini membuat Swiss menjadi pusat investasi dan perbankan internasional. Kebijakan pajak yang sangat ringan juga membuat Swiss tumbuh bak surga bagi para pengusaha kaya dunia untuk menghamburkan uangnya. Sektor jasa makmur telah berkembang untuk memenuhi tuntutan kelompok tersebut. Negara ini juga mendapat keuntungan besar dari ekspor mesin industri dan bahan kimia.
10. Belanda
PNB per kapita: $40,940
Tingkat buta huruf: 1%
Tingkat pengangguran: 3%
Anggaran belanja pendidikan per PDB: 5,5%
Pemerintah Belanda memainkan peran aktif dalam mempertahankan standar hidup tinggi bagi warganya. Belanda adalah model kebijakan ekonomi sosial liberal dan laissez-faire. Belanda memiliki ekonomi pasar bebas, yang didukung kekuatan pasar penyulingan minyak bumi dan industri mesin listrik. Kebijakan sosial liberal juga mendatangkan keuntungan melalui sektor obat-obatan terlarang dan wisata seks.
Sumber: